Minggu, 28 Agustus 2011

HARI RAYA


 Surau Tambak > Didirikan oleh Syekh Alwi bersama Syekh H.Abdul Fattah Sinantiku dengan mengadakan Pengajian Thariqat Naqshabandiah.
Sekarang bernama Masjid Al-Fattah , Tambak Nata.
QURDIST “ HARI RAYA “
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Alhamdulillah, kembali kita bertemu dalam blog Qurdist Alfir Nata
 dengan judul posting Hari Raya Idul Fithry.
Berdasarkan Al-Qur”an dan Hadist, ada beberapa hal yang penting
dalam berhari raya perlu kita perhatikan, sebagaimana dapat
 kita baca dalam buku Tanya Jawab Agama
Tim PP Muhammadiyah  Majlis Tarjih,
terbitan Penerbit Suara Muhammadiyah antara lain ;

1.       Alfir surah Al- Baqarah ayat 185 berbunyi :
Walitukmilul ‘iddata wa li tukabbirullaha ‘alaa
maa hadaakum wala’allakum tasykurun.
Dan supaya kamu menyempurnakan bilangannya dan
supaya kamu agungkan kebesaran Allah atas petunjuk
yang telah Dia berikan padamu dan supaya kamu bersyukur.

2.       Nata riwayat Abi Sa’id Khudry tentang shalat Ied berbunyi ;
Kaana Rasulullahi Shal’am Yakhruju yaumal fithri wal
adhha a ilaal mushallie.
Rasulullah SAW keluar rumah pada Hari Raya Iedul Fithri
dan Iedul Adhha ke mushalla (lapangan).

3.       Nata riwayat Al-Bukhary dari Ummi ‘Athiyah
tentang para remaja yang berbunyi :
Amarana Rasulullahi Shal’am An yukhrija fiel fithri
wal adhhal ‘awaatiqa walhaidha wazdawatil
kguzduuri fa ammaal haidha faya’tazilannash
shalata wayasyhadnal khaira wada’watal muslimien.
Rasulullah memerintahkan kami mengeluarkan gadis yang
 menanjak dewasa,wanita-wanita yang haidh dan gadis-
gadis yang dipingit pada Hari Raya Iedul Fithri dan Iedul Adhha.
Wanita yang sedang haidh dipisahkan dari shalat untuk
menyaksikan kebajikan dan seruan kaum Muslimin.

4.       Nata riwayat Abu Dawud,Ibnu Majah dan Hakim tentang
hujan yang berbuyi :
Innahum ashabahumul matharu fie yaimil ‘iedin fashalla
bihimun nabiyyu shal’am Shalatal ‘iedi fiel masjidi.
Pada Hari Raya ‘Ied mereka ditimpa hujan.
Maka Nabi bersama mereka shalat di masjid.

5.       Nata riwayat Muslim dari Abi Ayyub tentang
puasa 6 yang berbuni :
Man shaama Ramadhana tsummat taba’ahu sittan
 min syawwalin fadzalika shiyamud dahri.
Siapa yang puasa Ramadhan kemudian di ikuti puasa
enam hari pada bulan Syawwal, maka itulah puasa
 sepanjang masa (seolah-olah puasa satu tahun).

6.       Nata riwayat Ibnu Umar tentang Takbir yang berbunyi :
Haditsubni ‘Umara qalaa Rasulullah Shal’am,
 Maa min ayyamin ‘azhamu walaa ahabbu ilaihil
‘amala fihinna min hadzihil ‘asyri fa aktsiru
 fihinna minat takbiri wat tahmidi  wattahlili.
Hadist Ibnu ‘Umar mengatakan : Rasulullah pernah bertitah ;
 Tiada hari yang lebih besar bagi Allah dan tiada pekerjaan
 pada hari-hari itu yang lebih disukai Allah daripada
 hari-hari sepuluh itu. Oleh karenanya selama itu
hendaklah kamu perbanyak membaca Laa ilaha illallah,
 dan Allahu Akbar serta Alhamdulillah.

7.       Nata riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar tentang
Shalat ‘Ied yang berbunyi : Innabna ‘Umara Qaala :
 Kaana Rasulullahi Shal’am Idza qamaa lish Shalati
rafa’a yadaihi hatta takuuna hadz wa mankibaihi
tsumman kabbara faidza  arada an yarka’a fa’ala
mitsla dzalika wa idza rafa’a minar ruku’i fa’ala
mitslu dzalika walaa yaf’alahu hiina yarfa’u
ra’sahu minassujuudi.
Bahwa Ibnu ‘Umar berkata : Keadaan Rasulullah SAW
apabila telah tegak berdiri melakukan shalat,
 mengangkat kedua tangannya  selurus kedua bahunya
kemudian beliau bertakbir dan apabila beliau lakukan
seperti itu dan apabila bangkit dari ruku’ beliau lakukan
 demikian dan tidak melakukannya ketika bangun
mengangkat kepala dari sujud.

8.       Nata riwayat Abi Hurairah dari Abu Dawud dan
Ibnu Majah tentang hari Jum’at yang berbunyi :
‘An Abi Hurairata radhiyallahi ‘anhu ‘an Rasulullahi
Shal’am annahu qaala : Qadijtama’a fie yaumikum
 hadza ‘iedaani faman syaa’a ajzahu minal
jum’ati wa inna yujami’uuna.
Dari sahabat Abu Hurairah RA dari Rasulullahi Shal’am
 bahwa Nabi bertitah :
Telah berkumpul pada harimu ini dua ‘Ied,maka
 barangsiapa yang menghendaki (tidak melakukan
 shalat Jum’at) telah mencukupi (Shalat ‘Ied itu)
dari pada kewajiban shalat Jum’at,
dan kami melakukan shalat Jum’at.

9.       Nata riwayat Bukhary Muslim dari Ummu ‘Athiyah
tentang lapangan yang berbunyi :
‘An Ummi ‘Athiyata qaalat : Umirna an nukhrijal
‘awatiqa wal hayyadha fil ‘idaini yasyhadnal khaira
 wa dakwatal muslimina waya’tazilul  huyyadhul mushallaa.
Dari Ummu ‘Athiyah,ia mengatakan : Kami diperintahkan
untuk membawa keluar para gadis dan wanita yang sedang
 haidh dalam shalat ‘iedain, untuk melihat kebaikan
dan menyaksikan dakwah kaum Muslimin dan
 para wanita yang haidh agar menjauhi tempat shalat.

10.   Nata riwayat Abu dawud dan Ibnu Majah dari
Abu Hurarirah RA tentang masjid yang berbunyi :
‘An Abi Hurairata RA qaala : Innahumush shahabatu
ashabahumu matharun fie yaimil ‘iedin fashallaa
 bihimun Nabiyyu shal’am shalatal ‘aidi fil masajidin.
Dari Abu Hurairah  RA,ia berkata :
Sesungguhya mereka (para shahabat) pada
 suatu Hari Raya di guyur hujan, maka Nabi shalat
 bersama mereka di dalam masjid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar