Sabtu, 13 Agustus 2011

MANJAWEK

 W U D H U '
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Sebelum kita mendirikan Shalat, kita lebih dahulu melakukan Thaharah yaitu 
bersuci baik dari hadast besar maupun hadast kecil. Yang dikatakan hadast besar adalah; 
1.  Perempuan yang telah berhenti kain kotor (haidh).
HR Bukhary yang berbunyi : Faidza aqlabatil hiadhatu fada’ish shalata wa idza adbarti 
faghsily washally ( Maka apabila telah datang kain kotor/haidh,berhentilah shalat,
maka apabila telah berhenti kain kotor itu, maka mandilah dan bersihkanlah kotoran itu,
kemudian kerjakanlah Shalat).
2.Perempuan yang telah berhenti Nifas (telah bersih dari melahirkan).
HR Ibnu ‘Adi yang berbunyi : Faidza balaghat arba’iena yauman walam taraath thuhra
falyaghtasilu.( Maka apabila telah sampai empat puluh hari /Nifas tidak juga berhenti,
maka hendaklah kerjakan mandi).
3.Laki-laki atau perempuan yang mengeluarkan mani dengan sengaja.
4.Laki-laki atau perempuan yang keluar maninya dengan tidak sengaja seperti bermimpi 
dan mengkhayal. HR Ahmad yang berbunyi : Annaha sa alatin Nabiyyi Shal’am ‘anil mar’ati
taraa fie manaa mihaamaa yarar rajulu faqaala laisa ‘alaiha ghuslun hasttsa yunzila
kamaa annarrajula laisa ‘alaihi ghuslun hatta   yunzila.
(Bahwa ia, Khaulah bertanya kepada Nabi Shal’am dari hal perempuan bermimpi sebagai
mana laki-laki bermimpi, jawab Nabi > tidak wajib perempuan mandi kalau tidak keluar maninya,sebagaimana tidak wajib laki-laki mandi kalau tidak keluar maninya.
5. Suami isteri yang bergaul walaupun tidak keluar maninya.
HR Tarmidzi dan Bukhari Muslim yang berbunyi : Annar rajula laisa ‘alaihim ghuslun 
hattaa yunzila ( Bahwa seorang laki-laki dan perempuan tidak diwajibkan mandi 
kalau tidak keluar maninya.
Wajib juga mandi setelah bergaul suami isteri walaupun tidak keluar mani.
Adapun yang dinamakan berhadast kecil ada tiga macam yaitu ;
1.Tiap-tiap orang yang telah buang air besar atau buang air kecil (kencing)
a). HR Darul Quthni yang berbunyi ;
Tanazzahuul bauli fainna ‘ammata ‘adzabil qabrih ‘anhu.
( Bersihkanlah olehmu bekas buang air kecil itu,karena kebanyakan siksa dalam kubur itu
disebabkan kecing tidak dibersihkan).
b) HR Muslim yang berbunyi :  
Qaala Anas kana Rasulillah Shal’am yadkhulul khala’a fa ahmilu anaa wa ghulamun
nahwi dawatan min maa’in wa ‘anzatin fayastanjii bil maa’i.
( Anas berkata : Adalah Nabi masuk ketempat buang air besar, maka aku dan seorang 
anak muda membawakan air dan tongkat yang pendek,lantas Nabi bersuci dengan air itu.
Apa-apa yang keluar dari tempat buang air besar atau buang air kecil yang keluar
ketika bekerja berat,Karena letih atau karena hal-hal lain.
HR Muslim yang berbuyi : Qaala Aliy Kuntu rajulan madzdza’an fakuntu astahiy an
as ala Rasulullah Shal’am Fa amartul Maqdaadabnbil aswaadi fasa’alahu
faqaala  yaghsilu dzakarahu wayatawadhdha.
( Ali berkata : Adalah aku seorang yang madzi (yaitu suatu yang keluar dari tempat
buang air dan aku malu menanyakan kepada Nabi. Maka aku suruh Miqdad menanyakan, 
maka Nabi Muhammad SAW menerangkan supaya dibersihkan ‘aurat (kemaluan),
sesudah itu baru ber wudhu’).
2.     Buang angin
Kalau kedapatan salah satu dari yang tiga tersebut diatas maka wajib dibersihkan 
sebelum berwudhu’ dan tidak diwajibkan mandi.
HR Tarmidzi yang berbunyi : Qaala Abu Hurarirah, Qaala Rasulullahi Shal”am 
Laa yaghbalullahu shalatan man ahdatsa hatta yathawassa. 
Qaala rajulun min hadhara mauta mal hadastu ya AbaHurairata, Qaala fu sa’un aw dhuratun.
( Abu Hurairah berkata : Telah bersabda Nabi, Allah tida menerima Shalat orang yang
sedang berhadast kecil sebelum berwudhu’. Bertanya seorang laki-laki dari 
negara Hadhramaut, apakah hadast itu Ya Abu Hurairah ?  
 Ia  menjawab, yaitu buang angin,air  kecil atau buang air besar.
CARA WUDHU ‘ :
1.     Mula-mula dibaca Bismillahi rRahmani rRahim
HR Ahmad yang berbunyi : Laa shalata liman laa wudhu’a lahu walaa wudhu’a liman
laa yadzkurus mallahi ‘alaihi.( Tidak syah Shalat bagi orang yang tidak 
mengerjakan wudhu’ dan tidak wudhu’ orang yang tidak menyebut 
nama Allah pada permulaannya ).
2.    Bersihkan dahulu dua tangan sampai pergelangan tiga kali.
3.    Ambil air seceduk dengan telapak tangan kanan dan bawa kemulut untuk
berkumur-kumur, separoh masukkan kehidung dan bersihkan hidung dengan tangan kiri
sebanyak tiga kali.
HR Muslim dari Abdullah bin Zaid berbunyi : Fahakfahaa minhaa ‘alaa yadaihi
faghasalahaa tsalatsan tsumma adkhala yadahufastakhrajahaa famadhmadha
wastansyaqa min kaffin waahidatin
fafa’ala dzalika tsalatsa.( Maka ia siram diatas tangan nya dan ia cuci dua tangannya tiga kali,
kemudian ia masukkan tangannya ke bejana, maka ia keluarkan dua tangannya itu, 
lantas ia berkumur-kumur dan menaikkan air ke hidung dengan seceduk air itu, 
ia kerjakan tiga kali ).
4.     Basuh muka dengan rata tiga kali
5.    Basuh tangan kanan dengan rata sampai siku tiga kali dan basuh pula tangan kiri 
dengan rata sampai siku tiga kali.
6.    Basahkan dua telapak tangan, letakkan kedepanm kepala dan sapukan tangan itu diatas
kepala sampai kebelakang kepala,lantas kembalikan sapu itu kedepan, 
kemudian turunkan tangan itu ketelinga dan masukkan telunjuk ke dalam telinga
dan usapkan di dalamnya, sedang ibu jari diusapkan disebelah luar telinga, 
pekerjaan ini dilaksanakan atu kali saja (bukan dua atau tiga kali).
7.    Basuh kaki kanan dengan rata sampai mata kaki tiga kali dan basuh pula kaki kiri 
dengan rata sampai mata kaki tiga kali.
QS Al-Maidah ayat 6 berbunyi : Idza qumtum ilash Shalati faghsiluu wujuuhakum 
wa aidiyakum ilal marafiqi wahsahu biru’usikum wa arjulakum ilal ka’bain
( Apabila kamu hendak berdiri Shalat maka hendaklah kamu cuci mukamu,
dan dua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu dan cucilah 
kakimu hingga dua mata kaki ).
HR Ahmad yang berbunyi : Annabna ‘Abbas, ra a Rasulullahi Shal’am yatawadhdha’u 
wamasaha bira’sihimashatan waahidatan.
( Bahwa Ibnu Abbas , telah melihat Nabi sedang berwudhu’ dan menyapu kepalanya
serta dua telinganya satu kali ).
 Setelah selesai mengerjakan Wudhu’ dibaca Asyhadu an Lailaha illallah wahdahu laa
syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.
 HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud berbunyi : ‘An ‘Umarabnil Khaththab Qalan
Nabiyyu Shal’am Maa minkum min ahadin yatawadhdha’u fayasbaghil wudhu’a
tsumma yaqulu Asyhadu an Lailaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu illa futihat lahu abwabul jannatisy syamaniati 
yadkhulu min ayyimaa syaa ‘a. ( Dari Umar ibnu Khathtab,ia berkata : 
Telah bersabda Nabi Shal’am,tidaklah dari kami dari seseorang yang berwudhu’
maka ia sempurnakan wudhu’nya itu,kemudian ia ucapkan
Aku mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Ia satu tidak ada sekutu bagi 
Nya,dan aku mengakui bahwa Muhammad Hamba Nya dan Utusan Nya
Melainkan dibukakan untuknya pintu Syurga yang akan dimasuki.
Bersambung ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar