Kamis, 08 September 2011

SUAMI



S U A M I
SAKINAH  USWAH AMANAH MAWADDAH & IFFAH
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Bila  sepasang  manusia  telah diikat  dengan Ijab Qabul, maka statusnya  sebagai  Bujang telah  berobah  menjadi  suami  dan  hidup bersama  dengan  seorang  Gadis  yang  berubah status  menjadi  isteri.
Hunna libaasun lakum wa antum libaasun lahunna sebagaimana bunyi ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 187 ini yang  artinya : Perempuan (ibarat) pakaian buat kamu dan kamu(ibarat) pakaian buat mereka.

Bila Ijab sudah jatuh dari calon mertuamu dan disambut oleh Qabul yang kau ucapkan, maka status perhubungan perzinahan menjadi halal dengan jasa “ Satu Kalimat “ bila sepasang insan hidup bersama.

Beberapa sifat diantara banyak sifat yang harus dimiliki  oleh seorang suami sesuai dengan statusnya adalah sebagai berikut :

1.  Sakinah yaitu sifat sebagaimana sakin (pisau) dengan sifatnya yang tajam dan majal. Tajamlah terhadap kehidupan bekeluarga selaku suami isteri dan majallah  akan  riak  gelombang  dan badai  fitnah yang melanda rumah tangga, agar rumah tangga selamat diterpa tiupan sangkakala percobaan dan ujuan yang diberikan  Allah serta manusia sesama. Suami harus tajam mengatur masukan uang dan perbelanjaan keluarga selaku kepala dan haruslah selalu menyetor ke bendahara selaku pemegang buku kas dengan catatan debet
dan kredit agar keuangan bisa tertutupi dari kekurangan.

2.  Uswah  yaitu sifat sebagai contoh dalam keluarga. Kenapa kau marahi anak-anakmu tidak patuh dan thaat baik kepadamu dan kepada Allah terutama, sementara kau tidak memberikan contoh perbuatan thaat kepada Allah SwT. Kenapa kau pukuli anak-anakmu karena tidak shalat dan puasa sementara kau tidak pernah terlihat olehnya menegakkan shalat dan berpuasa ?? Ketika ada seorang penceramah mengatakan atau membincang kenakalan remaja, kau turut berciloteh dan memberikan tepukan aplusan bahwa anakmu termasuk salah seorang didalamnya, sementara kau tidak sadar bahwa kau adalah termasuk dalam kelompok kenakalan orang tua, sementara yang berceramah termasuk pula dalam kelompok kenakalan penceramah, sebab hanya pandai berkata dengan sebutan         “ Saya hanya menyampaikan atau mengatakannya saja “ yang berarti dia sendiri tidak berbuat dan mengingkari fiman Allah dalam surah Ash-Shaf ayat 4 yang berbunyi
Kabura maktan ‘indallaha antaquulu malaa taf’alun yang artinya sangat besar dosanya disisi Allah apabila kamu berkata tapi tidak kamu perbuat.
Selaku seorang pemimpin dalam keluarga, berikanlah contoh dan suri teladan kepada keluargamu, agar kau diidolakan oleh anak isterimu terutama.

3.  Amanah yaitu sifat kepercayaan. Peliharalah kepercayaan yang diberikan Allah kepadamu selaku pemimpinan dalam keluargamu sebab ajaran mengatakan
Quu anfusakum wa ahlikum Naara,
jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Jangan kau abaikan kepercayaan isterimu kepadamu sebagai kepala rumah tangga, sang idola dan kekasihnya yang sama-sama merajut kasih,merenda sayang dan menjalin cinta yang telah membuahkan beberapa anak-anak yang akan meneruskan keturunanmu. Betapa besarnya ombak gelombang dan badai topan yang menerpa bahtera rumah tanggamu, kalian layarkan bersama,dimana kau sebagai juru mudinya, sedangkan isterimu kau jadikan juru batunya sebagai orang terdekat dari sauh/jangkar keberhasilan sebuah rumah tangga yang dicita-citakan yaitu hidup Sakinah, Rahmah dan Mawaddah.

4.  Mawaddah yaitu sifat cinta mencintai.
Waja’ala bainakum mawaddatan wa rahmatan yang artinya  Dan dia Allah akan menjadikan diantara kamu rasa cinta dan kasih sayang ( Alfir Ar-Rum 21 ).
Jangan kau tempatkan orang lain di hati sanubarimu sebagai cinta sejatimu, sebab isterimu adalah pembuka pertama pintu cintamu dalam bekeluarga. Dalam bekeluarga harus cintai mencintai dengan perabotan kasih dan sayang, agar istana rumah tanggamu indah sebab “ Al Baity Jannaty “ yaitu Rumah Tanggaku adalah Syorgaku.
Jangan kau bagi cintamu dengan perempuan lain dan bila ada yang tidak berkenan dihatimu, sampaikan dari hati kehati dengan Sakinah,Rahmah dan Mawaddah. Jika isterimu itu perempuan yang baik,dia akan rela merobah yang tidak baik kepada yang baik. Jangan biasakan bertengkar dihadapan anak-anakmu, karena itu bukanlah suatu contoh yang baik. Jangan kau lontarkan perkataan yang bukan mencintai dengan sebutan yang kotor dan tidak baik, anak anjing,anak babi,anak durhaka, sipekak dan lainnya sebab itu merupakan do’a. Dari sisi lain, bila kau katakan anakmu anak anjing, berarti yang pertama sekali menjadi anjing adalah dirimu sendiri.

5.Idola yaitu sifat menjadi panutan dalam keluarga sebagai  Bapak. Tunjukkah keidolaan kepada keluarga sebagai suami yang thaat, berikan contoh kepada anak agar dia idolakan orangtuanya seperti thaat beribadah. Jangan kau semburatkan perkataan kotor didepan anak-anakmu atau bertengkar dengan isterimu didepan anak-anak serta perbuatan yang tidak baik, agar keidolaanmu terpatri dihati sanubari isteri, keluarga dan anak-anakmu.
Jangan kau ucapkan kata-kata sumbang kepada isteri dan mertuamu, karena itu secara halus adalah permintaanmu agar kau berpisah dengan isterimu dan anak-anak  serta  keluarga  mertuamu. Melontarkan  kata-kata sumbang seperti menyekutukan isterimu  dengan bapak  mertuamu  atau  adalah kalimat terkutuk yang dimurkai Allah. Jangan kau pisahkan kasih sayang antara isterimu  dengan  orangtuanya yang telah menjadi mertuamu , sebab perhubungan kasih sayang denganmu adalah  sebatas “ Satu Kalimat “,sedangkan kasih sayang terhadap  orangtaunya adalah sepanjang jalan. Jangan putuskan silaturrahmi antar anak dengan orang tua,sebab memutuskan silaturrahmi adalah termasuk dosa besar yang dilaknat Allah.
Ingat itu...!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar