Rabu, 05 Oktober 2011

PEMIMPIN


Qurdist
Posting PEMIMPIN
Oleh Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Assalamu’alaikum w.w.
Alhamdulillah,sekarang kita melangkah ke posting PEMIMPIN  dalam Ranah Qurdist yang terdapat beberapa pesan atau tautan di facebook AL – QUR”AN maupun facebook AL – HADIST. Adapun pesan dan tautan yang menyangkut dengan masalah PEMIMPIN antara lain adalah sbb.;

1.     Hadist Riwayat Bukhary Muslim yang berbunyi;
Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyatihi.
Artinya Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan tiap kami akan diminta pertanggunganjawab tentang yang dipimpin itu.

2.    Hadist Riwayat Abu Dawud,Nasa’i dan Hakim yang berbunyi[
Kafaa bil mar’i itsman an yudhi’an min yaqut,
artinya Cukup berdosa seseorang yang mengabaikan orang yang menjadi tanggungannya.

3.    Hadist Riwayat Ibnu Hibban yang berbunyi
4.    Innallaha saailun kulla ra’in ‘ammaa star’ahu, hafizha am dhayya’a hattaa yas’alar rajulu ‘an ahli baitihi.
Artinya Sesungguhnya Allah akan minta pertanggunganjawab kepada setiap pemimpin terhadap yang dipimpinnya,apakah dia itu memperhatikan atau mengabaikan, sampaipun Ia akan minta pertanggunganjawab kepada seorang laki-laki tentang keluarga rumahnya.

5.    Hadist Riwayat Ahmad, Nasa’i dan Abu Dawud yang berbunyi
‘Idiluu baina abna’akum , ‘Idiluu baina abna’akum , ‘Idiluu baina abna’akum
yang artinya Berlaku adillah kamu terhadap anak-anakmu 3x

Minggu, 11 September 2011

AL FATTAHUL HUDA


AL-FATTAHUL HUDA
HIKMAH DIBALIK NAMA
Oleh : Shaff Ra Albana Dt Malako

RANAH NATA,sejak zaman Nabi Sulaiman AS
sudah dihuni oleh bangsa Arab,Bugis dan Batak.
 Kemudian datang H.Sham Poobo dari China,
sebab perahu/kapal mereka rusak dan membuka
penggergajian di Sing Kwang untuk
membuat kapal mereka.
Ini terjadi pada tahun 1400 dan kapal mereka
menjadi batu karang dan itulah Batu Ajuong,
sedang tanah baru tersebut sampai sekarang
tetap bernama Singkuang.
Selanjutnya pada tahun 1325-1345,
datang saudagar Arab Ibnu Bathuthah
dan disebabkan sedang berlangsungnya suatu
pelaksanaan hukuman dera terhadap
seseorang yang bersalah disebuah bukit kecil,
dimana Ibnu Bathuthah mendengar sebuah
“ Jeritan diatas bukit kecil “,maka ulayat tersebut
dinamakan RANAH NATA,
sedangkan bukit kecil itu dinamakan
 sampai sekarang Bukik Mandera dan
 bergeser nama Bukik Bandera.

RANAH NATA yang berarti “ Jeritan diatas
bukik kecil “ adalah merupakan ranah Islam,
sebab dari Ranah Nata lah penyebaran agama
 Islam ke Mandailing dan Dalu-dalu yang
 dirambakkan oleh Syekh H.Abdul Fattah
Sinantiku Radhiallahu ‘Anh (Shaff Ra 1),
Syekh H.Abdul Fattah Mardia Radhiallahu ‘Anh
(Shaff Ra 2) serta Syekh H.Abdul Malik Baleo Nata.

Syekh H.Abdul Fattah Sinantiku dan Syekh Alwi 
mendirikan sebuah Surau di Tambak 
untuk tempat mengadakan pengajian terutama pengajian
 Thariqat Naqshabandiah dan oleh sebab itu
 makanya Surau Tambak dinamakan
Masjid Al-Fattah.

Surau Tambak adalah masjid pertama berdiri
di Ranah Nata,kemudian Surau Kampung,
Pangka Ambacang,Surau Tangah,Surau Simpang Ampek,
Tangah Padang,Masjid Al-Amin,
Masjid Syekh Abdul Rauf, Al-Ikhlas ,
Nurul Iman dan Masjid Hj.Fathimah.

Selanjutnya penulis coba memberikan
“ Hikmah di balik nama “ Masjid se Ibukota
 Ranah Nata antara lain sbb.;

1.Masjid Al-Fattah adalah berasal dari
 Surau Tambak berdiri pada masa Syekh H.Abdul
Fattah Sinantiku Radhiallahu ‘Anh (Shaff Ra 1),
terletak di Tambak Desa Setia Karya sebagai pintu
 gerbang ke Ranah Mandailing dan pintu gerbang masuknya
dari pedalaman menuju ulayat
Pantai Barat Mandailing yang akan dinobatkan
menjadi Kabupaten yang entah kapan itu.
Masjid Al-Fattah adalah masjid pertama didapati
 setelah masjid Syekh Abdul Rauf yang didirikan oleh
Yayasan Pendidikan Islam Syekh Abdul Fattah (YAF) Nata,
dimana penulis adalah salah seorang pendirinya.
Al-Fattah yang berarti pembuka atau kunci
 merupakan pembuka kunci untuk memasuki
daerah pesisir pantai barat dari daerah Timur
 Ranah Nata ,semoga rahmat Allah tetap terbuka
 kepada masyarakatnya serta pemimpinnya,
 baik yang tergolong Alim Ulama (Tokoh Agama),
Niniek Mamak (Tokoh Adat) dan
Cerdik Pandai (Tokoh Negeri).
Tetapi kita menyayangkan status masjid ini
sekarang disebabkan salah arti dari nama
 Al-Fattah dimana secara kenyataan diartikan
“ dikunci “. Status Al-Fattah yang dulunya
 adalah terbuka,sekarang terkunci dan bila
ada musafir yang ingin shalat disitu hanya bisa
 diberanda masjid itu saja,sebab pintu terkunci.
Menurut informasi bahwa masjid itu terbuka ketika
menjelang pelaksanaan shalat Jum’at saja,
sehingga anak-anak Madrasah Tsanawiyah
NU Nata tidak dapat melaksanakan shalat
Zhuhur berjama’ah atau kegiatan kultum,
walaupun lokasinya berseberangan dengan
masjid sumber Ulama Nahdhatul Ulama itu.
Besar kemungkinan NU tidak berapa lama lagi
akan habis di ibukota Ranah Nata,s
ebab tempat pembenahannya sudah terkunci,
walaupun masjid ini bukan masjid NU.
Memang masjid Al-Fattah bukan didirikan oleh
Nahdhatul Ulama ,tetapi dari sinilah cikal bakal
 orang-orang terkemuka Nadhatul Ulama dan kalau
 kita perhatikan di ibukota Ranah Nata,
papan nama NU tidak kita dapati.

2.Masjid Al-Amin adalah masjid pembuka dari
arah Utara Pantai Barat Mandailing setelah
 masjid Mujahidin Desa Panggautan. Hikmah dari nama
masjid ini dimana orang-orang yang menuju
Pantai Barat yang terkenal dengan banyaknya
 obyek wisata kiranya dapat dipercaya orang-orang
 yang berkunjung kesana tidak mencorengkan
perbuatan yang tidak baik termasuk perbuatan maksiat,
walaupun pintu-pintu tempat pelaksanaan
maksiat itu tumbuh bak jamur dimusim hujan
 seperti cafe dan lainnya.
Masjid Al-Amin,dimana pembangunannya turut
berperan penulis disitu pada tahun 1982  sebagai
Sekretaris LKMD Kelurahan Pasar I Natal
dengan ketua alm.Syarwaini Rao itu.

 Diharapkan setiap orang yang masuk dari arah Utara
Ibukota Ranah Nata mendapatkan kepercayaan dari
masyarakatnya yang mayoritas Muslim itu.

3.Masjid Al-Ikhlas terdapat di Pasa Jirak Kelurahan
Pasar II Natal dipinggir sungai Batangnata dan
 demikian juga halnya Musajik Kampuong.
Al-Ikhlas yang berarti rela kiranya orang-orang
yang keluar dari Muara Batangnata harus rela
mengharungi Samudera Indonesia untuk
mencari nafkah keluarga.
Pada zaman dahulu,para nelayan yang
pergi melaut mayoritas lebih dahulu menegakkan
 shalat Shubuh baru ikhlas mengharungi lautan
Indonesia dan pulangnyapun mengejar
waktu Zhuhur agar bisa ditegakkan
setelah pulang dari melaut.
Tapi sekarang sudah jauh berobah situasi itu,
walaupun tidak shalat,rezki tetap diberi Allah SwT
melimpah ruah. Pada zaman dahulu,
hari Jum’at sangat dihormati sehingga hari itu
diliburkan untuk pergi melaut dan juga
 para petani untuk kesawah ladang.
Sekarang,sedang berkumandang suara
 panggilan adzan mereka mulai berangkat
 menuju laut.
Mereka tidak rela dan ikhlas melaksanakan
 kewajiban sebelum berangkat mencari yang ghaib
itu nan terkadang beli minyak saja tidak kembali.
Demikian juga halnya dengan orang-orang yang
masuk ke Ibukota Ranah Nata,harus ikhlas
 dan rela mengikuti adat istiadat bagaimana status
 orang-orang saudara manjadi dosanak (Sumando),
dimana tidak bisa menguasai atau mencampuri
 rumah tangga mertuanya, sebab dia berstatus
“ Abu di ateh tungguo “.
Sebelum dia menegakkan “ cancang tarah “
nya sendiri,dia tetap berstatus sumando.
Itu makanya pada zaman dahulu bahwa
 setelah memperoleh satu orang keturunan
 diharuskan mendirikan “ cancang tarah “
walaupun seadanya dan saat itu barulah
 dia berobah status sebagai kepala keluarga
 yang baru dalam ulayat itu.
Tapi sekarang sudah banyak orang sumando
yang ikut campur tangan mengurusi
 harta pusaka mertuanya.

4.Masjid Al-Huda dan Masjid Taqwa adalah
merupakan suatu kesimpulan jika menjadi
masyarakat adat Ranah Nata yaitu mendapat
 petunjuk dan menjadi orang yang muttaqin.
Masjid Al-Huda yang dulunya bernama
Masjid Pangka Jati atau Musajik Baru yang
 didirikan pada tahun 1952 dengan kepanitiaan
Syaifuddin Ugok Batubara sebagai Ketua dengan
 anggota Datuk Azhar Ampanglimo,
Basran Bosuong,Datuk Amir Husien,Akna dll.
Sebagaimana halnya masjid Al-Fattah sebagai
sarang orang-orang Nahdhatul Ulama karena
 diurusi oleh orang-orang NU,maka masjid Al-Huda
diurusi oleh orang-orang Muhammadiyah,
tapi bukan masjid Muhammadiyah dan bukan
 dirikan oleh Muhammadiyah.
Hanya pelaksanaan amaliyah disini
 mirip dengan pengamalan Muhammadiyah.
Demikian juga masjid Taqwa yang dulunya
bernama Surau Pangka Ambacang yang
didirikan oleh Tuan Syekh Bakudo Putieh,
tetapi setelah diwaqafkan oleh keluarga
almarhum Buya H.Ahmad Yusuf Hasan
 bin H.Hasan Basri Abdul Hamid,
bertukar nama menjadi
 Masjid Taqwa Muhammadiyah
Cabang Ranah Nata dibawah kepengurusan
 Muhammadiyah Cabang Ranah Nata.
Pernah seorang ulama mendatangi Pimpinan
Cabang Muhammadiyah menyatakan agar
Masjid Taqwa dikembalikan keasalnya
yaitu Surau Pangka Ambacang,tetapi
ulama tersebut salah alamat karena
seharusnya yang dihubunginya adalah
zuriat alm.H.Hasan Bashri bin Abdul Hamid
yang mewaqafkan Suaru Pangka Ambacang
ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ranah Nata.
Sedangkan masjid Tangah Padang,
Masjid Nurul Iman dan Masjid Hj.Fathimah
adalah  pelengkap dari
 Masjid Al-Huda dan Masjid Taqwa yang
dikelilingi oleh Masjid Al-Fattah,Masjid Lama,
Masjid Al-Ikhlas dan Masjid Al-Amin.
Semoga masyarakat ibukota Ranah Nata
 terbuka (Al-Fattah)kehidupannya dengan memperoleh
kepercayaan (Al-Amin) secara rela (Al-Ikhlas)
untuk mencari petunjuk (Al-Huda)dan mencapat
muttaqin (Taqwa), kiranya cahaya keimanan (Nurul Iman)
tampak di gelanggang (Tangah Padang)
secara berkesinambungan (Lama).
Itulah secara singkat hikmah dibalik nama dari
masjid-masjid yang berada di Ibukota Ranah Nata,
semoga ada manfaatnya bagi kita semua
 dan tertompang do’a dari penulis kiranya
nama-nama tersebut terpatri dalam
kehidupan masyarakat selaku
Rakyat Benah Nasib & Tahta (Ranah Nata 1)
dengan modal Ramah,Amanah, Bina dan Taqwa
 (Ranah Nata 2) menuju
Baldatun Thayyibatun wa Rabbul Ghafur.
Aamien Yaa Rabbal ‘alamien.

Jumat, 09 September 2011

ISTERI

 I S T E R I
IFFAH  SAKINAH  THAAT  ETIKA  RAHMAH  IDOLA
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Bila sepasang manusia telah diikat dengan Ijab Qabul,
maka statusnya sebagai Gadis telah berobah
menjadi isteri dan hidup bersama dengan 
seorang Bujang yang berubah status menjadi suami.
Hubungan antara seorang isteri dengan suami 
hanyalah sebuah “ kalimat “ yang harus 
dijaga bersama ,sambil menyulam cinta 
merajut kasih dan merenda sayang dipamedangan
rumah tangga dengan cita-cinta hidup 
Sakinah, Rahmah dan Mawaddah.

Khusus untuk para isteri di Ranah Nata, 
dimana ketika menjadi seorang Ratu Sehari, 
ada tiga macam mahkota yang dipakaikan 
kepadamu dan sebuah ikat pinggang yang 
memberikan isyarat kepada isteri yaitu ;

1.  Cabang yang dipakaikan ke kepalamu 
yang terdiri dari tiga bagian,mengisyaratkan agar
kita patuh kepada hukum Agama, Adat dan
Negara serta menghormati tiga pemimpin yaitu 
Alim Ulama (Tokoh Agama), Ninik Mamak 
(Tokoh Adat) dan Cerdik Pandai (Tokoh Nagari).

2.Sangguo Gadang yang terdiri dari tujuh 
bagian melambangkan bahwa isteri adalah;
2.1.Soko guru dirumah gadang (Limpape).
2.2.Bendahara dirumah tangga (Pamacik Kunci Puro).
2.3.Hiasan Kampung (Pamenan Ranah).
2.4.Semarak Negeri (Sumarak Nagari).
2.5.Himpunan Tali (Induok Bareh).
2.6.Besar Bertuah (Bundo Kanduong).
2.7.Pengatur dan Pemelihara 
(Pandei Maatak Maetongkan).

3.Ikat Pinggang Patah Sembilan 
(Kabek Pinggang Patah Sambilan) 
yang mengisyaratkan bahwa seorang 
isteri harus mempunyai sembilan sifat yaitu :

3.1.Putus perundingan karena sepakat 
(Putui rundieng dek supakat).

3.2.Bagus runding disepakati 
(Rancak rundieng dipakati).

3.3.Dilahir sudah sama nyata 
(Dilahie alah samo nyato).

3.4.Dibatin sama dengan dihati 
(Dibatin samo jo dihati).

3.5.Terletak sesuatu pada tempatnya 
(Talatak suatu ditampeknyo).

3.6.Didalam cupak dan gantang 
(Didalam cupak jo gantang).

3.7.Dilingkung baris dan garis 
(Dilingkuong barih jo balabeh).

3.8.Dimakan mungkin dengan pantas 
(Dimakan mungkin jo patuik).

3.9.Dalam kandungan adat dan pusaka 
(Dalam kanduongan adat jo pusako).

Dari banyaknya berbagai sifat yang harus dimiliki
seorang pendamping suami, 6 sifat terpenting 
harus dimiliki sesuai dengan statusnya
sebagai isteri adalah sbb.;

1.  Iffah
Sifat ‘Iffah yaitu mwemenuhi janji sebagaimana
yang difirmankan Allah yang berbunyi 
Ya ayyuhalladzina amanu ‘aufu bil uqud
yang artinya Hai orang yang beriman, 
sempurnakanlah janjimu.

2.  Sakinah
Sakinah yaitu bagaimana sifatnya sebilah 
sakin/pisau yaitu matanya tajam, sedangkan
punggungnya majal yang mengisyararkan kepada 
isteri agar tajam memelihara kelangsungan hidup 
berumah tangga, harus tajam bagaimana 
cara menangkis riak gelombang dan badai 
topan yang menggoncang pelayaran bahtera 
dengan majal menerima ragam fitnah 
dan tipu daya para namimah yang 
mengadu domba keharmonisan rumah tangga
agar terancam keselamatannya.
Terima dan saring kebenarannya dan selidi 
sumber kedatangan berita atau fitnah itu 
apakah benar atau hanya issu belaka atau
program para namimah tersebut.

3.  Thaat
Suatu sifat patuh terutama kepada Allah yang
mencurahkan kebahagiaan bagi kehidupan 
rumah tanggamu dan patuh kepada suamimu 
selaku pemberi nafkah untuk  anak-anak 
yang kau asuh,asah dan asih bersama kamu.
Bila suamimu memberikan nafkah yang 
berasal dari kerja haram, tolaklah nafkah itu
sebab suamimu menafkahimu serta membersarkan
anak-anakmu dari uang yang berasal 
dari kerja haram seperti berjudi, korupsi,
manipulasi dan lainnya.
Jaga etika pribadimu selaku isteri, 
dimana orang yang sangat disegani 
didunia ada tiga orang yaitu 
Mertua,Menantu dan Ipar. 
Kau selaku menantu harus segan dan 
menghormati mertua dan ipar-iparmu,
apalagi memersekutukan suamimu 
dengan mertuamu atau ipar perempuan
dengan suamimu,sebab itu sudah termasuk nusuz.
Tahukah kamu hukuman atas nusuz 
atau isteri durhaka itu ?
Simak Al- Qur’an surah An-Nisa 
ayat 34-35 yang berbunyi :
Wallatie takhaafuna nusyuzahunna fa’izhuu 
hunna wahjuruuhunna fil madhaaji’i wadhribuhunna
fain atha’nakum falaa tabghuu ‘alaihinna 
sabiilan innallahi kaana ‘alayyan kabiiran 
wain khiftum syiaqaaqa bainihima fa’batsuu 
hakaman min ahlihi wa hakaman min 
ahliha in yuridaa ishlaahan yuwaffiqillahu 
bainahuma innallaha kaana ‘aliman khabiitran.
Dan perempuan-perempuan yang kamu 
khawatirkan kedurhakaannya.maka 
nasehatilah dia itu,dan tinggalkanlah 
di tempat tidur,dan pukullah. 
Apabila mereka sudah thaat kepadamu,
jangan kamu cari-cari jalan utuk menceraikan mereka,
karena sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Besar.
Maka jika kamu merasa khawatir akan terjadinya 
percekcokan antara kamu berdua,maka utuslah 
hari dari keluarga laki-laki dan seorang 
hakim lagi dari keluarga perempuan. 
Apabila mereka berdua menghendaki ishlah,
maka Allah akan memberi taufiq antara keduanya, 
sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Mengetahui.
( QS An- Nisa ayat 34-35 )

4.  Etika
Sifat etika adalah perangai dan 
tingkah laku sebagai isteri.
Jangan kau pandang lelaki lain lebih
ganteng dari pada suamimu, 
tetapi berbaktilah kepadanya, 
karena awala pertama yang kau pandang 
ganteng dan gagah dalam hidupmu 
adalah calon suamimu dulu.
Etika yang merupakan Etos Tingkah Identitas 
Kepribadian  dan Akhlaq. Jangan kau teruskan 
tatacara pergaulanmu semasa gadismu kepada 
masa berstatus sebagai isteri.
Jaga hubungan
timbal balik, jika rumah beri “ Batangah Batapi “ 
dan jika sawah bapamatang, kabun babintalak “.
Jagalah kefamilian dengan Sanak (Satu Paranakan >
Bersaudara satu keturunan), 
Dosanak ( Sumado Satu Paranakan > 
Sanak + orang sumando  satu keturunan) 
dan Badosanak (Banyak Sumando Satu Paranakan > 
Sanak + Dosanak + orang sumando  satu keturunan).
Ingat statusmu sebagai Sumando yaitu 
Sudaro (kawan biasa) Manjadi Dosanak (berfamili)
yang mempunyai tali hubungan hanya
“ Satu Kalimat “ saja.

5.  Rahmah
Sifat yang mencerminkan kasih sayang.
Sayangilah suami dan anak-anakmu serta
sanak famili timbal balik. 
Dengan kasihmu, 
semua  famili  suamimu  hormat  dan  segan 
kepadamu  dan sanak  familimu  
 pun disegani  oleh  suamimu. Kedua pihak berfamili saling menghargai satu sama lainnya.
Dengan rahmahmu. Besarkan dan pemilihara anak-anakmu yang menjadi buah kasih perkawinan dengan suamimu dan sebagai cucu-cucu dari orangtua dan mertuamu.
Hiasilah rumah tanggamu dengan perabot kasih dan atribut sayang dengan taman cinta yang tumbuh dihalaman suami isteri yang dihiasi oleh bunga-bunga buah kasihmu, putra putri tercinta.

6.  Idola
Jadikanlah dirimu menjadi idola buat keluarga dan kaum familimu. Kau adalah Bundo Kanduong yang harus memiliki sifat-sifat yang tercermin pada mahkota yang kau jujung sewaktu menjadi Ratu Sehari yang diikat pinggangmu dengan Kabek Pinggang Patah Sambilan yang juga mempunyai 9 sifat yang harus kau miliki pula.
Tahukah kau apa yang tersirat dalam Sangguo Gadang dan Kabek Pinggang itu ??
Sangguo Gadang yang mempunyai 7 tinggat (lenggek) tersirat 7 sifat yaitu :

1.Limpapeh dirumah gadang
(soko guru)

2.Urun puro pamacik kunci
(bendahara).

3.Pamenan Kampuong
(hiasan negeri).

4.Sumarak Nagari
(bunga bangsa).

5.Pusek jalo himpunan tali
(ibu rumah tangga).

6.Kok gadang basa batuah
(tumpuan harapan anak-anak).

7.Pandei ma atak ma etongkan
(pengatur menu rumah tangga).


Kabek  Pinggang  Patah  Sambilan mempunyai  9  sifat  yang  harus  dimilik oleh  seorang  isteri  yaitu ;

1.Putui rundieng di sakato
(bagus runding disepakati).

2.Rancak rundieng dipakati
(bagus runding karena sepalkat).

3.Dilahie alah samo nyato
(dilahir sudah sama nyata).

4.Dibatin samo dihati
(dibatin sama dihati).

5.Talatak suatu pado tampeknyo
(terletak sesuatu itu pada tempatnya).

6.Didalam cupak jo gantang
(didalam cupak dan gantang).

7.Dilingkuong barih jo balabeh
(dilingkung baris dan garis).

8.Nan dimakan mungkin jo patuik
(yang dimakan mungkin dengan pantas).

9.Dalam lingkungan adat dan pusako (dalam kandungan adat pusaka).